Memasuki pertengahan tahun 2021, pandemi Covid-19 belum juga mereda. Berbagai dampak dihadapi masyarakat dari berbagai sektor. Keluhan pun diungkapkan merespons adanya berbagai kebijakan plin-plan terkait penanganan pandemi Covid-19.

Kebijakan kampus untuk melakukan kegiatan belajar-mengajar di rumah menjadi salah satu bentuk kebijakan yang mengharuskan berbagai organisasi mahasiswa melakukan kegiatan keorganisasiannya secara daring.

Ormawa Unair telah berupaya untuk beradaptasi dengan sistem daring dalam menjalankan kegiatan. Namun, nyatanya tidak semua mampu beradaptasi dengan sistem yang berjalan selama satu tahun tersebut. Hal itu lantaran dukungan dari pihak kampus perihal fasilitas maupun pendanaan masih dianggap kurang memadai.

Menindaklanjuti keadaan tersebut, LPM Mercusuar melakukan Jajak Pendapat kepada mahasiswa. Jajak pendapat ditujukan kepada mereka yang menjadi pengurus Ormawa untuk menyuarakan permasalahan yang dialami dan bagaimana harapan terhadap kebijakan kampus untuk Ormawa.

Berdasarkan hasil Jajak pendapat, permasalahan yang paling banyak dialami oleh Ormawa yaitu ketersediaan fasilitas dan sarana, persoalan dana, serta masalah keanggotaan yang mulai turun minatnya.

Beberapa mahasiswa menilai bahwa kampus belum memberikan perhatian yang maksimal dalam bentuk dukungan sarana prasarana, fasilitas dan dana untuk keberlangsungan kegiatan yang digagas oleh Ormawa.

“Yang kurang dari kampus itu menurut saya adalah memfasilitasi kegiatan Ormawa, terlebih di kondisi pandemi saat ini, pihak kampus tidak mempertimbangkan dan bersikap biasa saja. Padahal salah satu hal penting dalam UKM yaitu dapat melakukan kegiatan,” tulis salah satu pengurus Ormawa melalui formulir daring.

Beberapa mahasiswa menyebutkan bahwa kampus belum memberikan fasilitas akun premium Zoom Meeting untuk keberlangsungan kegiatan secara daring. Bahkan, beberapa ormawa masih belum memiliki ruangannya sendiri atau sekretariat. Kampus juga dinilai masih kurang tepat dalam hal perizinan kegiatan dan pencairan dana.

“Kebutuhan yang berkaitan dengan administrasi (proposal, pengajuan dana) kadang agak lama, belum ada alur yang efektif dan efisien,” tulis Grace Natashia.

Dukungan kampus yang belum maksimal turut menjadi penyebab bagi keanggotaan Ormawa yang mulai berkurang minatnya dalam organisasi.

“Perubahan yang terlalu ekstrim itu (dari offline ke online) bikin anggotaku ilang-ilangan, mereka tiba-tiba seperti hilang minat,” tutur Kevinia saat dihubungi lebih lanjut atas pendapatnya dalam Jajak Pendapat Mahasiswa.

Namun, kendati didesak oleh banyak keterbatasan, Ormawa Unair tetap berusaha memberikan yang terbaik. Mereka melakukan inovasi-inovasi baru demi meminimalisir anggota yang hilang minat.

Selain itu, anggota Ormawa juga berusaha untuk lebih kreatif dalam mengumpulkan dana sebagai antisipasi lamanya pencairan dana dari kampus.

Penulis: Astri Irmaulidiyah
Editor: Risma D.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat

Ada eror serius pada situs web Anda.

Pelajari lebih lanjut tentang pemecahan masalah di WordPress.