Beberapa waktu yang lalu, Kabinet Reformasi BEM Universitas Airlangga menyerukan aksi “Airlangga Menggugat” yang memanggil seluruh mahasiswa Universitas Airlangga untuk turut berkontribusi di dalamnya. Aksi tersebut menyerukan beberapa tuntutan kepada pemerintah, mulai dari wacana 3 periode, pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), hingga kelangkaan minyak goreng. Namun, sebenarnya apa urgensi dan manfaat dari mengikuti demonstrasi mahasiswa? 

Demonstrasi atau unjuk rasa sering disebut sebagai sebuah gerakan protes dari sekumpulan orang di khalayak umum. Budaya demonstrasi sering kali terjadi di kehidupan sosial masyarakat, khususnya di lingkungan mahasiswa. Tak heran jika dalam setahun, ada beberapa hal yang harus didemokan. Biasanya, demonstrasi dilakukan karena kurang adilnya kebijakan yang dikeluarkan atau diputuskan oleh pemerintah bagi masyarakat, sehingga perlu diprotes atau dikaji ulang supaya masyarakat mendapatkan keadilan atas kebijakan tersebut.

Dikutip dari rdk.fidkom.uinjkt.ac.id, faktor utama terjadinya demonstrasi kebanyakan karena terdapat bentuk kekecewaan masyarakat atas rupa kebijakan pemerintah dalam memerintah. Esensi yang didapat bagi mahasiswa pun sejatinya memiliki tujuan nyata yaitu memihak masyarakat atas ketidakadilan yang bertebaran. Sedangkan untuk urgensinya sendiri yaitu demi mewujudkan perubahan, sebagai bentuk nasionalisme bernegara.

Menurut Dirjen Aksi dan Propaganda Kementerian Sosial dan Politik BEM Unair 2022, Aulia Thaariq Akbar, mengungkapkan hakikat demonstrasi adalah untuk memperjuangkan masalah rakyat dan menuntut wakil rakyat untuk menerima aspirasi rakyat yang dibawa  oleh mahasiswa. 

“Bisa dibilang demonstrasi atau aksi mahasiswa tentunya untuk memperjuangkan hak-hak yang dirasa belum diberikan secara penuh pemerintah kepada masyarakat,” ungkap Aulia Thaariq. 

Selanjutnya ia mengutip perkataan Tan malaka, “Jika semakin banyak yang menyuarakan, semakin banyak yang merepresi pemerintah, maka kebijakan tersebut akan semakin cepat ditanggapi. Berbeda dengan hanya 1 orang yang menyuarakan,” tambah Aulia Thaariq. 

Kemudian, mengenai pertanyaan urgensi mahasiswa untuk turut berkontribusi dalam demonstrasi, Maulana Hanif Ibrahim selaku Menteri Sosial dan Politik BEM Unair menegaskan salah satunya adalah untuk memupuk jiwa-jiwa kepemimpinan. 

“Yang mendasar adalah supaya teman-teman mahasiswa terlatih untuk berpikir kritis, peduli, bertanggung jawab dengan apa yang disampaikan, serta terlatih berpolitik dan berdemokrasi,” tegas Hanif (panggilan akrab). 

Mengenai bahaya jika mahasiswa bersikap apatis dan tidak turun ke jalan, Aulia thaariq menyampaikan bahwa tidak ada bahayanya, namun tidak akan ada check and ballance saat pemerintah berbuat kesewenangan. 
“Siapa lagi yang akan menyuarakan jika bukan mahasiswa?, jika tidak ada mahasiswa, maka check and ballance akan kurang, karena tidak ada yang mengontrol. Dan ditakutkan akan ada kesewenang-wenangan yang lebih parah,” tutup Aulia Thaariq.

Penulis : Danar Trivasya Fikri

Editor : Primanda Andi Akbar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat

Ada eror serius pada situs web Anda.

Pelajari lebih lanjut tentang pemecahan masalah di WordPress.