Sumber Foto : pixabay.com

Beberapa negara di dunia telah menyatakan status “Endemi” untuk menandai berakhirnya pandemi Covid-19. Indonesia juga akan menyusul status tersebut, dimulai dari pelonggaran pemakaian masker yang diumumkan Presiden Jokowi pada 17 Mei 2022 lalu. Situasi sudah berangsur membaik, kegiatan yang dua tahun terakhir dilakukan jarak jauh sekarang sudah mulai dilaksanakan secara tatap muka, termasuk proses pembelajaran.

Terhitung sudah lama kegiatan akademik perkuliahan dilakukan secara daring. Ketika perkuliahan masih diselenggarakan via online, banyak mahasiswa berharap untuk bisa segera kuliah offline. Kuliah online menemui banyak hambatan di awal-awal pelaksanaannya. Misalnya kendala sinyal, pengeluaran bertambah untuk beli kuota, suasana rumah tidak kondusif, dan banyak lagi. Lebih dari itu, kuliah online ternyata lebih menjemukan. Dosen memberikan tugas yang cenderung kayseri escort memberatkan mahasiswa hingga harus seharian penuh menatap layar gadget.

Lambat laun, mahasiswa mengalami  penyesuaian diri. Kuliah daring semakin hari justru menjadi sebuah kenyamanan bagi mahasiswa. Proses pembelajaran bisa diikuti sambil makan minum, sambil tiduran, membantu pekerjaan rumah, bahkan bisa sambil keluar jalan-jalan. Kuliah online juga tidak perlu biaya untuk bayar kos, biaya makan, transport, sebab semuanya dilakukan dari rumah.

Rencana pergeseran metode kuliah dari online menuju offline justru menuai banyak pertentangan. Mahasiswa sudah telanjur nyaman kuliah online dan secara tiba-tiba harus mempersiapkan diri untuk offline ke kampus yang mana perlu banyak persiapan. Kuliah offline mengharuskan mahasiswa untuk mandi, berpakaian rapi, dan disiplin mengatur waktu (hal yang menjengkelkan bagi pemalas). Kuliah offline juga tidak bisa disambi mengerjakan sesuatu yang lain. Pilihan untuk menolak kuliah offline didukung dengan fakta bahwa perkuliahan yang demikian ternyata membuat pengeluaran semakin membludak. Bagi mahasiswa rantau, tentu harus tinggal di kos dan perlu menyiapkan uang bulanan untuk makan, kebutuhan sehari-hari, bahkan membayar kegiatan mahasiswa. Bukan tanpa alasan jika mahasiswa memilih untuk menjalani kuliah secara online saja.

Akan tetapi, pilihan untuk menjalani kuliah secara online atau offline kembali pada situasi dan kondisi masing-masing mahasiswa. Kuliah offline pun juga tidak selamanya berdampak negatif, ada pula dampak positif dari perkuliahan offline yakni, sangat membantu mahasiswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh para dosen, Kuliah offline akan selalu menjadi pilihan tepat, karena dari segi penyampaian materi kuliah pun lebih mudah dipahami, tanpa gangguan lain seperti saat kuliah online. Mahasiswa bisa bebas bertanya dan meminta saran secara langsung kepada dosen saat bertemu tatap muka. Selain itu, mahasiswa bisa berinteraksi sosial secara langsung dengan teman-temannya di kampus, mulai dari saling bertukar informasi dan berbagai cerita sehingga secara tidak langsung membantu mengembalikan semangat saat mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan.

Penulis : Arizqa Novi Ramadhani

Editor   : Primanda Andi Akbar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat

Ada eror serius pada situs web Anda.

Pelajari lebih lanjut tentang pemecahan masalah di WordPress.