Gadget menjadi salah satu barang paling eksis yang mendampingi kehidupan manusia. Tidak hanya masyarakat dewasa, anak-anak dibawah umur pun sudah piawai dalam menggunakannya. Melihat fenomena tersebut, membuat Mustofa Sam atau yang akrab disapa Cak Mus risau terhadap kehidupan anak-anak di bawah umur. Pria asal Surabaya tersebut memiliki kekhawatiran akan eksistensi permainan tradisional yang semakin hari semakin menyusut. Padahal permainan tradisional merupakan salah satu representasi budaya yang sebaiknya harus dijaga kelestariannya.
Pengaruh buruk gadget akhirnya membuat Cak Mus memantapkan hatinya untuk membentuk komunitas yang mampu menghidupkan kembali dolanan khas Indonesia, yaitu Kampoeng Dolanan.

Kampoeng Dolanan resmi dibentuk pada tanggal 13 Desember 2016, di Kampung Kenjeran IV-C, Simokerto, Surabaya. Fokus utama dari pembentukan komunitas ini adalah penyaluran sosialisasi kepada masyarakat, khususnya anak-anak mengenai segala seluk-beluk permainan tradisional. Sampai sekarang Kampoeng Dolanan mempunyai beberapa program yang rutin dilaksanakan. Salah satunya adalah relawan Kampoeng Dolanan. Kegiatan ini merupakan wadah bagi masyarakat yang ingin berkontribusi secara langsung dalam memberikan pengetahuan mengenai permainan tradisional secara langsung kepada masyarakat. Program ini juga memfasilitasi mereka untuk turut belajar dan mengenal lebih lanjut tentang berbagai macam dolanan.

Tercatat, sejak 2016 sudah lebih dari seribu orang yang berpartisipasi menjadi relawan di Kampoeng Dolanan. Kehadiran relawan menjadi peran yang sangat penting bagi gerakan komunitas Kampoeng Dolanan untuk memperkenalkan permainan tradisional ke masyarakat. Kehadiran para relawan ini pun pada akhirnya berhasil membawa permainan tradisional hingga ke berbagai pulau di Indonesia. Bahkan, sampai juga ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia dan Taiwan. Selain itu, Kampoeng Dolanan juga memiliki beragam kegiatan lainnya, seperti Kampoeng Dolanan Roadshow dan Workshop Dolanan.

Keberadaan Kampoeng Dolanan ini telah memberi dampak besar bagi kelestarian permainan tradisional, khususnya di Kampung Kenjeran.
Tentu, hal tersebut menjadi pemandangan yang sangat asing ditemui di era serba gadget seperti ini. Perlu diketahui pula, bahwa proses pembuatan komunitas Kampoeng Dolanan juga tidaklah mudah. Berdasarkan informasi dari salah satu warga Kampung Kenjeran, di awal masa pembentukannya ada beberapa warga yang tidak mendukung adanya komunitas ini. Bahkan, mereka yang tergabung dalam komunitas
Kampoeng Dolanan juga kerap diusir saat mengadakan roadshow. Namun, berkat perjuangan yang tak kenal lelah membuat komunitas Kampoeng Dolanan bisa berkembang menjadi lebih baik dan tetap eksis hingga saat ini.

Penulis : Bahraini Dinar
Editor : Primanda Andi Akbar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat

Ada eror serius pada situs web Anda.

Pelajari lebih lanjut tentang pemecahan masalah di WordPress.