(Gambar: Akun Instagram @bem_unair)

Kasus jaket BEM Unair yang ramai beberapa waktu belakangan belum juga menemui titik penyelesaian. Dua nama terseret dalam kasus tersebut akhirnya membuka suara.

Zinedine Reza, Inspektorat Jenderal (Irjen) BEM Unair menyangkal dirinya yang merekomendasikan Widhi Arif sebagai vendor kepada Alak.

“Aku bisa memastikan kalau dalam proses penentuan vendor itu aku sama sekali nggak merekomendasikan,” tegasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Sabtu (19/6).

Tidak jauh berbeda, Abdul Chaq, Ketua BEM Unair saat dihubungi juga mengatakan jika Zinedine hanya sebatas menyambungkan antara Alak dengan Widhi.

“Zined tak mintai klarifikasi sejak awal, tetapi dia bilang nggak ada paksaan buat milih Widhi, dia hanya menyambungkan, selepas itu Widhi sama Alak yang berhubungan,” tutur Chaq pada Jumat (18/6) via pesan WhatsApp.

Zinedine mengatakan Alak menemuinya dan menanyakan Widhi lantaran keduanya saling mengenal. Pada pertemuan tersebut, Alak mengatakan jika dirinya dihubungi Widhi perihal vendor jaket. Kementerian Ekonomi Kreatif BEM Unair memang sedang open tender kepada mahasiswa yang memiliki usaha di bidang konveksi untuk menggarap jaket BEM pada awal Februari.

“Kalau misal rekomendasiku itu digunakan oleh Alak untuk menjustifikasi dia memilih vendor aku rasa itu tidak tepat,” tukas Zined.

Sebelum menyinggung vendor, Alak memberikan beberapa pertanyaan kepadanya tentang apa yang diketahui Zined mengenai Widhi.

“Bukan aku merekomendasikan Widhi, cuman waktu dia nanya perihal Widhi dengan pertanyaan secara umum, ya aku jawab aku kenal karena waktu itu Widhi sempat jadi Korlap Amerta,” tutur Zined.

Zined kembali menegaskan dirinya tidak terlibat dalam penentuan vendor. Pertanyaan yang diajukan oleh Alak perihal Widhi dijawabnya sesuai dengan apa yang ia ketahui.

“Jadi, aku dari awal tidak terlibat terkait penentuan vendor itu, sama sekali tidak terlibat. Bahwa ketika Alak menanyakan hubunganku dengan Widhi dan kemudian dia ngomong kalau aku merekomendasikan dia, padahal waktu itu kita cuman ketemu, membahas beberapa detail kecil,” paparnya.

Zined pun menjawab pertanyaan-pertanyaan Alak terkait Widhi agar bisa jadi pembanding dalam menentukan keputusan.

“Dia nanya biasa yo aku jawab biasa. Bukan dalam konteks wong iki menurut rekomendasine sampeyan koyok opo? Konteksnya pada saat itu bukan seperti itu, tapi lebih ke ‘emangnya Widhi ini orangnya yaapa mas?’ Lagipula Alak sendiri yang menentukan keputusannya,” lanjut Zined.

Seusasi menanyakan beberapa pertanyaan umum kepada Zined, Alak pun mengatakan kepada Zined bahwa Widhi mengajaknya bertemu untuk membahas perihal vendor.

Begitu Alak menyetujui Memorandom of Undertanding (MoU), Zined sendiri mengaku tidak tahu menahu lagi perihal kesepakatan dan koordinasi yang dilakukan Alak dan Widhi.

Selang beberapa waktu, Alak kembali menghubunginya dan mengatakan bahwa Widhi sulit untuk dihubungi.

“Kan itu berarti Alak sudah sepakat sama Widhi, kemudian dalam prosesnya kan katanya Widhi ini susah dihubungi dan sebagainya itu, Alak memang menyampaikan hal itu ke aku secara langsung. Dan waktu setelah dia sepakat MoU, ya aku sama sekali tidak follow up secara intens,” tambah Zined.

Ketika permasalahan menghilangnya kabar Widhi dengan membawa uang internal BEM Unair mencuat, Alak melakukan komunikasi kembali dengan Zined.

Zined pun meminta Alak menceritakan kronologi terakhir Widhi menghubunginya dan perkembangan Widhi dalam memberikan respons.

Di samping tuduhan yang dilontarkan kepadanya, Zinedine mengakui jika dirinya tidak mengetahui secara detail riwayat Widhi sebagai vendor.

“Sebenernya kalau riwayat Widhi sebagai vendor itu aku nggak tahu secara detail, aku ngerti si Widhi ini mulai main vendor ya cuman denger dari orang-orang,” akunya.

“Terkait track recordnya Widhi aku nggak ngerti, tetapi kalau Widhi pernah jadi vendor itu pernah denger dari orang-orang,” imbuhnya kemudian.

Perihal bukti-bukti yang akan ia sampaikan jika tidak terlibat dalam permasalahan tersebut, ia menunggu pembahasan di internal BEM Unair.

Sehingga, supaya permasalahan segera menemui titik terang, ia berharap agenda pembahasan itu dapat terlaksana dalam waktu dekat.

“Bukti-bukti itu akan aku sampaikan di pembahasan internal BEM dulu karena ingin menjaga nama baik pihak-pihak terkait. Akan kurang bijak jika aku secara tergesa menyampaikan di ruang publik. Akhirnya nanti malah saling tuding dan tidak selesai-selesai,” tutup Zined mengakhiri.

Penulis: Risma D.
Editor:
L. Fitriani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat

Ada eror serius pada situs web Anda.

Pelajari lebih lanjut tentang pemecahan masalah di WordPress.