(Sumber gambar: Titikdua.net)

Proses akhir di masa perkuliahan menjadi hal yang penting dan tidak bisa dianggap remeh. Beberapa langkah perlu dilakukan untuk mencapai kelulusan, dalam hal ini, skripsi menjadi puncak dari rangkaian perkuliahan yang sudah ditempuh beberapa tahun.

Dosen Ilmu Hubungan Internasional (HI), Fadhila Inas Pratiwi S.Hub.Int., M.A. menjelaskan beberapa tips yang bisa diterapkan mahasiswa untuk dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu.

Dila, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa mahasiswa diharapkan mulai menyusun skripsi apabila sudah tidak memiliki tanggungan kuliah atau hanya menyisakan satu hingga dua mata kuliah saja. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang didapatkan mahasiswa menjadi variable lain yang harus dipenuhi selain lulus tepat waktu.

“Lulus tepat waktu tidak hanya skripsi yang menjadi variabelnya, namun juga termasuk IPK tiap semester, nilai tiap mata kuliah, proses pembimbingan skripsi, dan ketekunan mahasiswa,” terangnya.

Tak hanya itu, mahasiswa disarankan untuk mengambil topik atau tema yang disukai, hal itu lantaran skripsi membutuhkan waktu kurang lebih selama satu hingga dua semester dengan pembahasan yang tetap. Sehingga, topik atau tema yang diminati tentunya sangat berpengaruh terhadap ketekunan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi.

“Penentuan topik juga perlu mempertimbangkan apakah topik yang diambil problematis, tersedia data-data yang dapat diteliti lebih lanjut, dan bersifat realistis untuk diselesaikan tepat waktu. Bagi saya sendiri sebagai dosen, skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dhila menyebut bahwa mahasiswa harus mampu mengetahui batas kemampuan dan kekuatan diri, sehingga, menurutnya, membuat daftar target beserta waktu (timeline) menjadi hal yang penting.

Dalam hal ini, mahasiswa harus bisa menentukan waktu dengan baik, seperti waktu kapan harus mengerjakan, kapan harus beristirahat, dan kapan akan lulus atau wisuda. Dengan membuat timeline yang jelas, maka akan tercipta semangat yang lebih besar.

“Jika kejenuhan datang, maka beri waktu untuk rehat dengan menonton netflix, drama korea, bertemu dengan teman, meluangkan waktu dengan keluarga, atau sekedar makan makanan favorit,” ungkap Dhila.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa jika kemalasan melanda, mahasiswa harus mengingat kembali jerih payah orang tua yang membiayai kuliah dan mengingat bahwa skripsi merupakan tanggungan bagi mahasiswa untuk lulus.

Apabila terjadi kendala atau hambatan selama proses pengerjaan skripsi, mahasiswa dapat menceritakan keluh kesahnya kepada dosen pembimbing, dosen wali, atau psikolog, hal itu supaya emosi mahasiswa tetap stabil dan dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Terakhir, mahasiswa seringkali mengalami masalah yang berkaitan dengan dosen yang sulit dihubungi atau lama dalam merespons. Dhila menilai bahwa mahasiswa saat ini seringkali mengabaikan tata krama atau sopan santun saat berkomunikasi dengan dosen, sehingga dosen terlanjur malas untuk merespon.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga sopan santun dengan dosen, terutama memperhatikan hal memilih waktu yang tepat.

“Mengawali komunikasi dengan salam, menutup dengan terima kasih, dan tidak lupa kata maaf apabila ada kesalahan,” ujarnya.

Apabila bimbingan sudah berjalan,Dhila mengatakan mahasiswa harus maksimal dalam menyelesaikan apa yang dosen pembimbing arahkan dalam waktu yang telah disepakati, hal itu lantaran dosen mulai menilai ketekunan dan niat mahasiswa untuk mengerjakan skripsi.

“Apabila dosen sulit dihubungi dalam waktu yang cukup lama, mahasiswa bisa menghubungi kepala departemen atau ketua program studi untuk mencari tahu alasan dosen yang bersangkutan sulit dihubungi dan nantinya akan diberi solusi oleh kepala departemen,” pungkasnya.


Penulis: Nabila Nur Alfia
Editor: Risma D.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat

Ada eror serius pada situs web Anda.

Pelajari lebih lanjut tentang pemecahan masalah di WordPress.