Agenda Uji Publik Pemira PSDKU Unair Banyuwangi yang berlangsung pada Selasa (26/1) melalui Google Meet
Pelaksanaan Uji Publik Pemira PSDKU Unair Banyuwangi pada Selasa (26/1) dilangsungkan secara daring melalui Google Meet. Sebelumnya, Uji Publik sempat dilakukan melalui Zoom Meeting, namun terdapat beberapa masalah teknis terkait jaringan internet.
Meskipun diinformasikan boleh diikuti seluruh masyarakat kampus, tautan untuk bergabung tidak dibagikan melalui akun resmi DPM, melainkan hanya melalui perwakilan setiap jurusan di whatsapp. Hal ini diakukan untuk mengantisipasi pihak yang akan merusak jalannya uji publik.
Agenda pertama Uji Publik yaitu pemaparan Visi Misi dan grand design program kerja yang akan diusung satu periode mendatang. Kedua pasangan memiliki kesamaan program yang diunggulkan, yakni kolaborasi Ormawa.
Pasangan Calon nomor urut 1, Almujaddidi – Ananda Wildan mengatakan akan mengedepankan azas kekeluargaan ketika menanggapi pertanyaan Arsyifa (FKM) mengenai cara merangkul seluruh mahasiswa PSDKU.
“Dalam pengambilan keputusan, kami akan mengedepankan azas kekeluargaan. Nantinya kami akan mendiskusikan dengan berbagai pihak seperti Ormawa,” jawab Almujaddidi.
Ananda Wildan, calon wakil nomor urut 1 menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan akan dilakukan melalui forum sehingga diperlukan partisipasi dari seluruh mahasiwa.
“Kami juga akan mengadakan forum bersama ormawa untuk membicarakan masalah yang terjadi dan solusi untuk ke depannya, sehingga di sini perlu kontribusi dari teman-teman untuk kemaslahatan KM sendiri,” terang Wildan.
Sementara dalam kesempatannya untuk menjawab, Reza Ikhza, Calon Presiden nomor urut 2 memaparkan bahwa inti dari merangkul seluruh mahasiswa adalah komunikasi dan musyawarah untuk menyelesaikan perbedaan pendapat.
“Mungkin kita bisa saling silang pendapat, namun kita bisa bermusyawarah, mencari titik temu dengan mengkolaborasikan pendapat,” ujar Reza.
Wakilnya, Atik Kholish menjabarkan bahwa mereka akan membawa sistem demokrasi dalam kepemimpinannya.
“Sistem demokrasi yang akan kami bawakan mengedepankan musyarawah seperti yang tercantum dalam AD ART KM PSDKU, apabila tidak menemui titik temu, maka akan dilakukan voting,” jelas Atik.
Paslon nomor urut 1 meyakinkan pemilih bahwa dalam melaksanakan program kerja, mereka tidak memiliki ambisi tertentu dan niat buruk untuk PSDKU, namun justru hadir dengan membawa KM PSDKU ke arah yang lebih baik.
“Dalam membangun organisasi tidak menjamin kami yang pernah menjabat di KM lebih baik, namun persiapan alangkah baiknya dilaksanakan secara maksimal,” jelas Wildan.
“Kami di sini bukan semata atas ambisi tertentu atau niat buruk, namun ingin PSDKU menjadi semakin lebih baik dan KM PSDKU merupakan eksekutif tertinggi bisa menjadi kebermanfaatan dan berkontribusi bagi seluruh mahasiswa,” tambah Almujaddidi.
Di samping itu, meskipun paslon nomor urut 2 belum pernah menduduki jabatan dalam struktural KM, untuk meyakinkan pemilih, mereka menawarkan untuk membenahi permasalahan yang ada di dalam internal KM dengan melakukan pendekatan kepada pengurus lama untuk mengetahui hal yang perlu dibenahi dan belum terlaksana sebelumnya.
“Kami disini berniat untuk memperbaiki KM, bukannya KM merupakan wadah, sehingga tidak ada salahnya belum pernah menjadi anggota KM, namun bagaimana membenahi yang salah,” papar Reza.
“Bagi yang meragukan latar belakang, kami berusaha melakukan aksi bukan kritik sana-sini, memperbaiki yang salah dan mempertahankan yang baik. Kami tidak bisa memberikan janji manis hanya bisa menjalankan yang terbaik,” tegas Atik.
Seusai Uji Publik, KPUM menutup rangkaian acara dengan mengenalkan calon anggota DPM dan melakukan demo terkait tata cara voting dalam pemilihan bersama yang berlangsung pada 28 Januari mendatang.
Penulis: Tata Ferliana
Editor: Risma D.