Sumber:  www.reelviews.net

“You have to dig down deep and find the emeralds tucked away inside you… and that’s just the beginning. Once you find your gems you have to polish them. It takes a lot of hard work. Oh and here’s the tricky part…”
– Ojiisan

Whisper of The Heart (2017) adalah film lama dengan nilai moral yang tetap membekas setiap kali ditonton ulang. Anime ini diproduksi oleh Studio Ghibli dan diadaptasi dari manga Mimi wo Sumaseba. Ini mungkin terlihat seperti kisah usia yang biasa, tetapi sebenarnya sangat istimewa dan hampir tanpa cela.

Sulit untuk menemukan kata yang tepat untuk mendeskripsikan anime ini, tapi mungkin satu kata yang dapat mewakilkan adalah menandainya sebagai kisah ‘masa dewasa’. Kisah kedewasaan mengikuti remaja yang mempelajari pelajaran hidup. Lebih dari apa pun, Whisper of the Heart hanyalah sepotong kehidupan yang jauh dari alur cerita konvensional, dan sebaliknya memungkinkan kita berjalan sebentar dengan sepatu seorang gadis untuk melihat dunia.

Gadis itu adalah Shizuku, seorang anak SMP biasa yang suka membaca novel fantasi. Dia kemudian bertemu Seiji, anak laki-laki di sekolah yang sama. Bagaimana keduanya bertemu dan menjadi intim adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh takdir. Seiji tinggal di toko biola dan dia sudah punya rencana untuk masa depannya; dia ingin pergi ke Vienna dan menjadi pembuat biola. Tekad Seiji mengilhami Shizuku untuk bertanya pada dirinya sendiri apa yang dia inginkan di masa depan. Alhasil, dia mulai menulis fiksi fantasi pertamanya untuk mempelajari tentang kemampuan dan keinginannya.

Dalam mewujudkan apa yang diinginkannya, ada pelajaran berharga yang bisa diambil dari hubungan Shizuku dengan keluarganya. Hubungan Shizuku dengan ibu dan ayahnya tidak sedramatis film pada umumnya, di mana orang tua ada hanya untuk menghalangi harapan dan impian anak-anak mereka. Ayahnya dengan bijak dan dewasa membiarkan Shizuku untuk melanjutkan apa yang diiginkannya, dengan memperingatkan bahwa tidak mudah berjalan di jalan yang dia pilih, karena dia hanya punya diri sendiri untuk disalahkan. Karena dirinya sendirilah yang harus bertanggungjawab atas pilihannya.

Dari sini Shizuku belajar banyak pelajaran berharga dalam prosesnya. Anime ini menunjukkan sikap yang sangat optimis tentang kehidupan. Menyajikan harapan, impian dan banyak pelajaran bagus untuk anak-anak dan orang dewasa. Seperti kebanyakan film Studio Ghibli, Whisper of the Heart kaya akan detail dan pantas mendapatkan banyak penayangan berulang.

Penulis: Diyanah Shabitah
Editor: Baitiyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat

Ada eror serius pada situs web Anda.

Pelajari lebih lanjut tentang pemecahan masalah di WordPress.