(Weddbook.com/Persian Princess)

Oleh: Camellia Quinita Ramadhani

Aroma tembakau bakar menguar bersama uap tubuhmu
Meski tidak di tanganmu, puntung tersulut abadi di kedalaman palungmu
Di kegelapan itu tidak satupun tahu, kecuali aku.

Dibalik tunduk lesumu pun, aku tahu
Kau sengaja membiarkan juntai rambutmu menghadang pandangan
Terserah kalian mau apa, katamu pada mereka
Karena kau tahu mereka tidak akan tahu
Yang tersimpan jauh, berbenteng lapis-lapis struktur matamu
Tidak ada yang melihat betapa keruh-pahitnya air mata yang tertahan, didekap binar-binar durjana yang kau buat-buat
Tidak akan ada yang tahu, tapi tidak denganku.

Jangan mengingkari sudut bibirmu yang turun, meski kau paksa-paksa tegang menanjak
Jangan mengingkari decit gigimu yang gelisah, meski kau paksa-paksa berbaris rapi
Dan tidak seutuhnya kau berhasil membungkam, rintihan dan lolongan yang mencekat tenggorokanmu
Dibalik gelak tawa pedih, ciri khasmu
Aku diam-diam menyelamatkan sisa-sisanya, menelusup celah-celah keprihatinan
Mau berapa botol kau percikkan pewangi ke tubuhmu yang jelas-jelas berkeringat?
Tidak usah ditutupi
Aku tahu persis seberapa basi hidup ini menggumulimu

Dan pulang nanti, kau tetap tidak menemukan rumahmu
Memang akan selalu begitu
Kau tahu kau bisa sembuh
Kau hanya selalu melewatiku, mengingkari hadirku
Mau seberapa babak belur, sampai kau sudi
kembali merebahkan dahimu, ke dadaku?
Kau selalu dekat dengan rumah, gadisku
Selama ada air mengalir, dan debu
Selama belum habis,
Carilah AKU.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat

Ada eror serius pada situs web Anda.

Pelajari lebih lanjut tentang pemecahan masalah di WordPress.