Audiensi antara ormawa-ormawa dengan jajaran Rektorat terkait polemik UKT camaba Unair 2019 di Ruang Sidang Pleno Lt.3, Gedung Rektorat, Rabu (24/4) siang. (MERCUSUAR/Tunjung Senja)

Reporter: Tunjung Senja dan M. Faisal Javier Anwar

Polemik UKT bagi camaba Unair jalur SNMPTN 2019 berlanjut dengan audiensi antara ormawa-ormawa di Unair dengan jajaran Rektorat pada Rabu (24/4) siang, di Ruang Sidang Pleno Lt.3, Gedung Rektorat Unair, Kampus C. Audiensi maju sekitar dua jam dari rencana awal pukul 13.00 WIB.

Rektor Unair, Prof. Dr. Moh Nasih mengklarifikasi penerapan UKT 4A dan 4B. Menurutnya, kini penerapan UKA (Uang Kuliah Awal) dalam UKT 4B telah dihapuskan. “Mereka yang belum membayar UKT 4B dialihkan ke 4A, jadi secara prinsip dibatalkan 4B.”

Bagi mahasiswa yang terlanjur membayar penuh UKT 4B, Nasih mengaku pihak kampus sudah mempertimbangkan ulang dan siap mengembalikan uang bagi camaba yang meminta pembatalan UKT 4B. “Kami juga sudah bersiap mengeksekusinya, bisa dengan refund, untuk yang sudah terlanjur bayar 4B.”

Dalam dokumen klarifikasi pihak kampus terkait penerapan UKT camaba, disebutkan bahwa UKT 4B dengan sistem UKA hanya sebagai alternatif untuk mempermudah mahasiswa yang ingin cicilan per semester.

Salinan dokumen klarifikasi Unair terkait penerapan UKT camaba Unair jalur SNMPTN 2019. (MERCUSUAR/Faisal)

Terkait biaya UKT yang melonjak tinggi, Nasih beralasan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari rencana kebijakan untuk menambah kuota mahasiswa bidikmisi. “Bidikmisi akan ditambah selama tidak mengganggu konstelasi keuangan universitas,” jelasnya. Dengan menaikkan UKT, diharapkan metode subsidi silang dapat mendukung rencana menambah kuota bidikmisi.

“Unair ingin memberikan akses yang lebih luas lagi kepada mereka-mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu, khususnya yang berasal dari Bidikmisi,” ujarnya tegas.

Nasih berkata bahwa bisa saja pihak kampus tidak melakukan perubahan kebijakan keuangan, namun akan mengurangi kuota mahasiswa Bidikmisi.

“Pertanyaan selanjutnya adalah siapa yang akan kita bela. Kita akan membela orang kaya, yang duitnya banyak, atau membela fakir miskin, yang harusnya bisa masuk ke Universitas Airlangga,” lanjutnya.

Aksi Unjuk Rasa dalam Gedung Rektorat

Di tengah berlangsungnya audiensi, tiba-tiba suasana di luar ruangan menjadi ramai dengan aksi unjuk rasa mahasiswa Unair yang menolak kenaikan UKT.

Lantaran kondisi mulai tidak kondusif, forum audiensi pun terpaksa dihentikan untuk waktu istirahat selama satu jam sejak pukul 12.00 WIB.

Aksi mahasiswa Unair menolak kenaikan UKT (MERCUSUAR/Tunjung Senja)


Peserta aksi unjuk rasa menolak kenaikan UKT melangsungkan sholat Dzuhur berjamaah saat waktu istirahat audiensi, di Lt.1 Gedung Rektorat. (MERCUSUAR/Faisal)

Sehari sebelum audiensi, beberapa BEM Fakultas melalui media sosial resmi masing-masing memang menyerukan aksi massa menentang kenaikan UKT. Antara lain BEM FISIP, BEM FV, BEM FKH, BEM FKP, BEM FST, dan BEM FEB.

Namun, pantauan LPM Mercusuar hingga pukul 13.00 WIB, forum audiensi masih belum dilanjutkan kembali.

Risyad Fahlefi, Presiden BEM FISIP mengaku bahwa belum tahu rencana berikutnya apabila hasil audiensi masih belum memuaskan, karena masih menunggu hasil audiensi.

Sedangkan Agung Tri Putra, Ketua BEM Unair mengaku tidak menutup kemungkinan apabila ada aksi jika hasil audiensi masih belum memuaskan sesuai yang diinginkan, yakni pengembalian UKT pada sistem UKT tahun-tahun sebelumnya.

“Karena ini kan gawe-nya teman-teman mahasiswa, kita putuskan kalau mau ada aksi, ayo aksi lanjutan,” tegas Agung.

2 thoughts on “Tolak Kenaikan UKT, Mahasiswa Unair Adakan Audiensi dan Unjuk Rasa”
  1. Saya setuju adanya subsidi silang. Tapi bagi saya sebagai ortu camaba 2019 merasa keberatan jika kena dalam kategori 4b. Apalagi jika dialihkan ke 4a. Alasan prngalihan tersebut sangat tidak masuk akal. Saya ASN, walaupun anak saya satu, saya punya tanggungan dengan yang lain-lain dan tdk perlu hal itu dilaporkan ke pihak rektorat UNAIR. Pendidikan hak semua warga negara. Kalau memang rektorat UNAIR tidak sanggup pendanaan untuk operasional kampus ya simpel saja..kurangi peserta bidik misi. Saya kaget dengan keputusan pihak rektorat UNAIR. Padahal di perguruan tinggi yang lain tidak ada kebijakan seperti yang diberlakukan di UNAIR. #jagapendidikanyangadiluntuksemuanya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat

Ada eror serius pada situs web Anda.

Pelajari lebih lanjut tentang pemecahan masalah di WordPress.